Senin, 23 April 2018

TIada, Ada kembali tiada

Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.  Kita sebagai manusia lebih mengerti tentang dunia secara nyata.sehingga hati kita tertutup untuk menilai suatu yang pasti akan terjadi pada diri kita. hal ini tidak hanya mengenai kematian tetapi tentang hal yang lebih luas, berawal dari hal yang sama kita kedunia tidak membawa apa=apa dan kita akan meni nggalkan dunia juga tanpa apa-apa.

Hal ini juga terjadi pada setiap persoalan yang kita hadapi selama berproses di dalam kehidupan kita masing-masing. Banyak masalah yang datang tanpa kita sadari dan kita kadang tidak tahu darimana datangnya atau apa penyebabnya. Ketidaktahuan ini membuat kita kadang tidak bisa atau tidak siap menghadapinya ataupun mengatasinya sehingga membutuhkan orang lain untuk membantu kita dalam mengatasinya. Namun jika kita bisa mengetahui setiap penyebab dari maslah yang datang pada kita maka mungkin kita mampu mengahadapinya dan bantuan orang lain hanya akan menjadi media dalam penyelesaiannya.

Ketika masalah tersebut telah teratasi dengan baik maka masalah tersebut menjadi tiada dari hidup kita artinya ada proses dari tiada menjadi tiada kembali. Dari tiada menjadi tiada, ungkapan ini mungkin menjadi pembenaran bagi ungkapan lain yang mengatakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini semuanya pasti berubah karena yang abadi hanyalah perubahan itu sendiri. Lalu untuk apa kita perlu mengetahui hal-hal seperti ini. Bukankah cukup buat kita menghadapi kehidupan ini dengan begitu saja bagaikan air yang mengalir??. Perlu bagi kita untuk mengetahui mengapa dan untuk apa sesuatu itu terjadi agar kita bisa mengambil tindakan atau pun keputusan dalam setiap hal yang terjadi pada diri kita, karena pemahaman yang benar akan melahirkan ucapan dan tindakan yang benar. Sehingga dengan demikian ada kemampuan untuk melakukan evaluasi dalam setiap proses yang kita lalui, dan kita juga pada akhirnya mampu menerima setiap kenyataan yang terjadi dalam kehidupan ini.

Dalam filsafat Jawa, dikatakan begini: 'ananing ana kuwi diana anaake' Artinya, kita ada karena diadakan. Kalau kita tidak mengadakannya, maka sesuatu itu pun tidak ada. Tapi, sebagaimana kehidupan manusia yang singkat, 'kehidupan' alam semesta ini pun numpang lewat dalam 'ketiadaan' alam semesta yang panjang. Alam semesta yang sudah berusia sekitar 12 miliar tahun ini suatu ketika bakal lenyap kepada ketiadaan.

Maka Adakah yang kita sombongkan karena keberadaan kita yang hanya sesaat... atau masihkah kita sedih tentang keberadaan masalah yang hanya sementara hinggap di kita, lalu kita harus apa, tetap lah berbuat baik dan berkarya yang akan suatu saat akan jadi sejarah keberadaan kita di dunia ini, bagaimana jika orang berbuat jahat kepada kita, maka sabar saja karena perbuatan jahat mereka hanya sementara maka maafkanlah.. karena keadaan kita hanya sesaat terus lah bermanfaat bagi lingungan sekitar, ingat Prinsip  Tiada, menuju ada kembali ketiada..

0 komentar:

Posting Komentar