Kamis, 30 Agustus 2018

Berdamai Dengan Kehilangan

Sebagian hidup manusia berhubungan dengan kehilangan: kehilangan barang (entah kecopetan, entah lupa taruh, entah diberikan ke orang lain), kehilangan teman, kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, termasuk kehilangan kesempatan. Seolah telah digariskan, maka hingga ke ujung dunia pun, bila sudah saatnya kehilangan, ya, yang ada hanyalah kehilangan itu terjadi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Kapan saja.

Menurut saya, itu dampak paling dahsyat dari sebuah kehilangan yang pernah saya rasakan.
Kehilangan membuat kita susah move on.
Kehilangan membuat kita sulit untuk merubah kondisi.
Yang paling parah, kehilangan membuat kita merasa kita ga pantas lagi untuk bahagia.

Sesabar dan setegar apapun seseorang, pasti jiwanya terusik ketika merasa kehilangan Memang tidak mudah menyandingkan kata ‘rela’ dan ikhlas’ dengan kehilangan yang kita hadapi. Tetapi bukan juga kita mesti larut dan tenggelam dalam kehilangan tersebut, ‘kan? Harus ada saatnya kita sadar dan berdamai dengan keadaan.

Ketika kehilangan, kita kadang tak mampu berpikir jernih dan menerimanya begitu saja. Namun pada akhirnya kita selalu dihadapkan pada hikmah-hikmah akan kehilangan tersebut. Tak jarang ketika seorang kikir kehilangan hartanya, ia akan segera introspeksi diri dan menyadari bahwa dalam hartanya ada hak orang lain. Tak jarang pula ketika seorang suami menyia-nyiakan istrinya demi hal lain, ia justeru akan segera sadar, menyesali dan memperbaiki diri pada saat sang istri tak ada di sisi, dst.

Banyak cara orang menghadapi rasa kehilangannya, mulai dari yang terpuruk dalam kurun waktu yang nggak masuk di akal, ada pula yang dengan tegar dan ikhlas, merelakan apa yang sudah terjadi. Seperti salah satu kalamullah dalam Al Qur'an: "Kun Faayakuun", apa yang Dia kehendaki maka terjadilah, kita sebagai manusia hanya bisa berdo'a dan berusaha, hasil akhir hanya Yang Maha Esa yang tahu

Sulit. Oleh karenanya jangan terlalu memanjakan perasaan. Selalu yakin bahwa Allah Swt tengah memberi bimbingan untuk kehidupan yang lebih baik. Dia tentu menyelipkan makna di segala peristiwa. Maka serahkanlah bagian dari skenario Tuhan tersebut dan berdoa semoga kita bisa segera melalui dan berdamai dengannya. 


To all yang baca, coba lah berdamai dengan kehilangan, karena sesuatu akan bergerak dari tiada menuju ada dan kembali tiada.. Ikhlas dan Sabar adalah senjata utama menghadapi keadaan dimana kita akan berhadapan dengan situasi yang kita tidak siap
READ MORE - Berdamai Dengan Kehilangan

Kamis, 31 Mei 2018

Are U happy?

Setelah melewati perkara hidup yang luar biasa baru-baru ini, dalam perbincangan dengan seorang sahabat bertanya "Are U happy?" Pertanyaan tersebut singkat yang menurut ku sangat susah untuk menjawabnya, Memang gampang sih untuk berikan jawaban klise, ‘kebahagiaan kan kita sendiri yang tentukan’ – tapi rasanya bukan jawaban yang lahir dari hati. belajar dari pertanyaan tersebut banyak sahabat yang merasa tidak bahagia dengan apa yang dimilikinya.

Terkadang fikiran ini mengulang kembali segala memori dan kisah sedih yang pernah kita alami. Bukan, bukan orang lain yang membuatku sedih. Tetapi diriku sendiri. pernah Pikiran kita terpenuhi oleh prespektif yang kita buat sendiri setiap memikirkan apa yang dimiliki orang lain. Yang selalu keluar adalah sebuah pertanyaan, "Mengapa? Mengapa aku harus begini? Mengapa aku bukan dia?", terkadang kita belum tersadar kalau hal itu yang membuatku hampir kehilangan segalanya. kita hampir kehilangan iman. kita hampir melupakan rasa bersyukur yang harusnya kita panjatkan.

Beberapa pelajaran yang saya petik ketika menemani Bapak di rumah sakit, ternyata banyak orang yang lebih mengalami ujian yang lebih berat dari yang kita hadapi, ada yang harus cuci darah, ada yang lumpuh, ada yang geger otak karena bawa motor nabrak trotoar, disanalah saya memahami banyak orang yang mendapat ujian lebih dari yang kita alami, yang sebelumnya belum pernah terbayangkan.

Jawabannya sederhana, sesungguhnya hidup ini penuh dengan kebahagiaan. Masing-masing dari kita sudah Allah beri sesuai dengan kebutuhan. Hanya saja karena diri kita dikuasai oleh ilusi, ambisi dan berbagai keinginan. Selalu merasa ingin seperti orang lain. Hingga lupa mensyukuri nik’mat yang Allah beri. Tak terasa bahagia itu hilang dari diri kita. Dan yang ada hanya mengeluh dan mengeluh.

Tidak ada kesedihan dalam hidup ini, yang ada hanya kita menggunakan sisi melankolis untuk melihatnya. Tidak ada jalan buntu di hidup ini, yang ada hanya jika kita sendiri yang membatasinya, Berhentilah menyalahkan diri. Itu sudah masa lalu. Beginilah hidup, kau hanya harus mengikuti arus, dan menikmatinya. Banyak saran yang sampaikan bahwa bahagia ada dalam keputusan kita; ketika kita mulai bersyukur; ketika kita mampu berkata ‘cukup’; ketika kita ‘sudah selesai dengan diri sendiri’; atau ketika kita mampu mengendalikan pikiran kita hingga melihat sesuatu yang buruk dari sisi yang baik/positif. Banyak juga yang percaya bahwa bahagia itu sederhana; saat bisa mengerjakan tugas tepat waktu, saat bisa mentraktir diri sebuah es krim setelah kerja keras.

Hidup ini tidak ada masalah yang sulit, hanya saja kita belum berani menghadapi. Kadang kita terlalu takut untuk memulai padahal kita hanya sebatas mendengar cerita orang. Hidup ini tidak ada tempat yang gelap, hanya saja tempat yang kita lalui belum kita terangi. Lalu mengapa tidak kita putuskan untuk meneranginya, Oleh karena itu, tersenyumlah, karena setiap masalah yang terjadi padamu ada campur tangan Tuhan didalamnya dan ada rencana indah yang disiapkanNya untukmu lalu Terima dirimu sendiri apa adanya.


READ MORE - Are U happy?

Minggu, 29 April 2018

Ketika DI Fitnah

Pernah ngalamin di tuduh atau di fitnah oleh orang yang kita percaya, saya pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan tersebut. Sudah berusaha menjelaskan bahwa bukan saya yang berbuat tetapi tidak di dipercaya. yang bisa saya lakukan hanya berdoa dan tetap melanjutkan hidup sesuai petunjuk Allah.

Indahnya ketika sakit karena difitnah, bila kita bisa diam mengambil hikmah dari hujatan itu….

Karena sesungguhnya sakit itu sendiri tidak ada, karena nampak sekali itu adalah ujian Allah bagi hati yang terbuka! Akan tetapi ketika matahati tertutup yang nampak bukan Tuhan yang memberi rahmat, akan tetapi yang nampak orang yang menfitnah dan menghujat kita anggap sebagai lawan.

Jangan sekali-kali kita mempunyai lawan dan jangan sekali-kali menciptakan lawan!

Sekali merasa mempunyai lawan terganjal sudah perjalananmu menuju kepada Tuhanmu, maka orang selamat tidak punya lawan, ketika disakiti dia tidak pernah membalas dan tidak pernah merasa itu adalah lawan.

Jangan ada kebencian walaupun badai fitnah dihadapanmu! Jangan ada sakit hati walaupun cacian menerpamu! Sekali merasa benci otomatis engkau telah menciptakan lawan, dan besok diakhirat pasti akan ditemukan dan pasti akan dituntut dan saling menuntut.

Sakitnya hati ini indah, kalau kita memandang bahwa semua itu skenario Tuhan, kita harus tunduk dengan sakit itu.

Sungguh indah jikalau cacian, fitnaan dan hinaan dibalas dengan kasih sayang, ternyata cacian, fitnaan dan hinaan membawa kasih sayang.

Maka jangan sekali-kali pernah mengujat orang lain, jangan sekali-kali pernah menyalahkan orang lain karena sekali engkau membenci dan menyalahkan orang lain, maka satu musuh yang kita tanam.


Apabila orang berbuat jahat kepada kita, kita boleh mengambil jalan dengan urutan cara berikut:

Kita tidak membalas
Kita balas dengan cara setimpal
Kita bersabar dengan keburukan yang dilakukan oleh orang kepada kita
Antara akhlak Islam adalah apabila orang lain memperlakukan kita dengan buruk, kita membalasnya dengan berbuat baik, tidak dengan keburukan juga.

Namun, pada saat orang berbuat jahat kepada kita, biasanya tiada yang lain yang akan kita fikirkan kecuali bagaimana membalasnya dengan kejahatan juga.

tetapi saya menyarankan ketika fitnah atau kejahatan tidak harus di balas dengan kejahatan karena hanya akan menimbulkan dendam yang tidak berkesudahan, sebaiknya kita bersabar dan mengalah karena ada Allah akan memberi kasih sayang kepada kita yang bersabar

Walaupun berat perjalanan hidup, semoga Allah meridhoi langkah perjuangan ini… Amin..
READ MORE - Ketika DI Fitnah

Selasa, 24 April 2018

Karena apa yang dari hati akan krmbali kehati

Jika ada orang membenci kita, dan tidak suka apa pun yang kita lakukan. Itu hal yang wajar saja. Tidak semua benci lahir karena kita berbuat salah. Kadang, orang benci karena iri, karena tidak senang dengan hal yang kita capai. Karena tidak suka akan upaya kita memperjuangkan impian kita.

Tidak perlu terlalu dibawa hati, hingga merasa patah semangat. Nabi penyebar agama saja memiliki orang yang membencinya. Presiden yang mengurusi negara, juga punya orang yang membenci. Apakah mereka otomatis salah? belum tentu

Selama kita melakukan hal yang baik. Tumbuh dengan cara yang baik. Bekerja dan berkarya dengan hati. Tetaplah maju melangkah, jalan terus. Sebab, kelak saat kita terus tumbuh. Seseorang yang dengan keras membenci kita, akan kelelahan sendiri.

Tidak perlu buang tenaga dan melakukan hal bodoh untuk menanggapi. Selama mereka tidak membuat kebahagiaan kita berkurang, selama tidak melakukan perbuatan yang membahayakan dan melanggar hukum terhadap kita.

Abaikan sajalah. Fokus sajalah pada impian-impian kita. Di luar sana, ada banyak sekali orang yang ingin tumbuh dan belajar bersama kita. Mereka yang membuka diri untuk hal-hal baik yang kita lakukan. Biarlah kebaikan dan karya yang mempertemukan kita.
it
Percaya saja, meski beberapa orang tidak menyukai kita. Di luar sana ada orang yang jauh lebih banyak, menunggu hasil kerja keras kita. Tetaplah fokus dan semangat mengejar dan mewujudkan impian.

Yang terpenting teruslah tebar kebaikan, karena ap yang kita tebar itulah yang kita tuai, serta tetaplah berbuat baik kepads orang yang benci kita, karena apa yang dari hati akan kembali ke hati dan yang membenci akan dapat menjadi baik kembali... Aamiin
READ MORE - Karena apa yang dari hati akan krmbali kehati

Senin, 23 April 2018

TIada, Ada kembali tiada

Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.  Kita sebagai manusia lebih mengerti tentang dunia secara nyata.sehingga hati kita tertutup untuk menilai suatu yang pasti akan terjadi pada diri kita. hal ini tidak hanya mengenai kematian tetapi tentang hal yang lebih luas, berawal dari hal yang sama kita kedunia tidak membawa apa=apa dan kita akan meni nggalkan dunia juga tanpa apa-apa.

Hal ini juga terjadi pada setiap persoalan yang kita hadapi selama berproses di dalam kehidupan kita masing-masing. Banyak masalah yang datang tanpa kita sadari dan kita kadang tidak tahu darimana datangnya atau apa penyebabnya. Ketidaktahuan ini membuat kita kadang tidak bisa atau tidak siap menghadapinya ataupun mengatasinya sehingga membutuhkan orang lain untuk membantu kita dalam mengatasinya. Namun jika kita bisa mengetahui setiap penyebab dari maslah yang datang pada kita maka mungkin kita mampu mengahadapinya dan bantuan orang lain hanya akan menjadi media dalam penyelesaiannya.

Ketika masalah tersebut telah teratasi dengan baik maka masalah tersebut menjadi tiada dari hidup kita artinya ada proses dari tiada menjadi tiada kembali. Dari tiada menjadi tiada, ungkapan ini mungkin menjadi pembenaran bagi ungkapan lain yang mengatakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini semuanya pasti berubah karena yang abadi hanyalah perubahan itu sendiri. Lalu untuk apa kita perlu mengetahui hal-hal seperti ini. Bukankah cukup buat kita menghadapi kehidupan ini dengan begitu saja bagaikan air yang mengalir??. Perlu bagi kita untuk mengetahui mengapa dan untuk apa sesuatu itu terjadi agar kita bisa mengambil tindakan atau pun keputusan dalam setiap hal yang terjadi pada diri kita, karena pemahaman yang benar akan melahirkan ucapan dan tindakan yang benar. Sehingga dengan demikian ada kemampuan untuk melakukan evaluasi dalam setiap proses yang kita lalui, dan kita juga pada akhirnya mampu menerima setiap kenyataan yang terjadi dalam kehidupan ini.

Dalam filsafat Jawa, dikatakan begini: 'ananing ana kuwi diana anaake' Artinya, kita ada karena diadakan. Kalau kita tidak mengadakannya, maka sesuatu itu pun tidak ada. Tapi, sebagaimana kehidupan manusia yang singkat, 'kehidupan' alam semesta ini pun numpang lewat dalam 'ketiadaan' alam semesta yang panjang. Alam semesta yang sudah berusia sekitar 12 miliar tahun ini suatu ketika bakal lenyap kepada ketiadaan.

Maka Adakah yang kita sombongkan karena keberadaan kita yang hanya sesaat... atau masihkah kita sedih tentang keberadaan masalah yang hanya sementara hinggap di kita, lalu kita harus apa, tetap lah berbuat baik dan berkarya yang akan suatu saat akan jadi sejarah keberadaan kita di dunia ini, bagaimana jika orang berbuat jahat kepada kita, maka sabar saja karena perbuatan jahat mereka hanya sementara maka maafkanlah.. karena keadaan kita hanya sesaat terus lah bermanfaat bagi lingungan sekitar, ingat Prinsip  Tiada, menuju ada kembali ketiada..

READ MORE - TIada, Ada kembali tiada

Hari Baru semanagat baru

HARI BARU SEMANGAT BARU

Pernahkah kita memperhatikan cakrawala pagi di ufuk timur? Sejak fajar hingga terbitnya matahari, selalu ada lukisan indah yang berbeda setiap hari. Seakan ia berkata: selamat datang di pagi yang baru, selalu ada peluang dan harapan baru bersamaan dengan kemunculanku.

Jauh di bawahnya, tepatnya di bumi ini, bersamaan datangnya pagi burung-burung berkicau dengan beragam lagu merdu. Seakan mengajak kita bersemangat mengejar cita.

Pun bunga di taman. Ia menampilkan keindahan dan kesegaran. Dengan beragam warna dan keharuman yang beragam. Seakan memberi pesan: sambutlah pagi dengan kesegaran baru, jalani hari dengan senyummu!

Ya. Setiap datang pagi yang baru, selalu ada harapan dan peluang kesuksesan yang baru. Bahkan setiap pagi ada keberkahan sebagaimana Rasulullah telah mendoakan: “Ya, Allah! Berkahilah umatku pada pagi harinya”. (HR. Ahmad)

Secara fitrah, tubuh kita akan menjadi lebih segar dan fit pada pagi hari. Selepas bangun dari tidur malam, letih dan lelah hilang sudah. “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat.” (QS. Al Furqan : 47).

Fisik kita telah memberikan sinyal keberkahan pagi. Tinggal semangat dan ruhiyah kita bagaimana memaknainya. Bagi seorang mukmin yang komitmen pada din-Nya, semangat dan ruhiyah itu selalu terbarui pada pagi hari. Ia dimulai saat bangun sebelum fajar tiba. Hati dan lisannya telah bersyukur sejak pertama kali ia membuka mata: Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kematian kami dan kepadaNya kami kembali.” Lalu ia pergi untuk berwudhu. Air mengenai wajah dan anggota badannya, namun doa dan semangat masuk ke hatinya, mempertegas bangunnya ruh dan jiwa. Mungkin sebelum itu ia ke kamar kecil, di sana ia juga dikuatkan oleh dua doa: doa perlindungan dan doa syukur/ampunan.

Shalat di akhir sepertiga malam menjadi menu penguat ruhiyah berikutnya. Sampai di tahap ini saja, sesungguhnya seorang mukmin telah siap dengan semangat baru untuk meraih sukses di pagi dan siang hari.

“Jika kalian tidur, maka syetan membuat 3 ikatan di kepala kalian yang membuat tidur kalian nyenyak, jika bangun dan berdzikir kepada Allah maka lepaslah satu ikatan, jika wudlu maka lepaslah ikatan kedua dan ketika sholat maka lepaslah ikatan ketiga, maka kalian akan bangun pagi dengan giat dan hati yang bersih, kalau tidak maka kalian akan bangun malas dengan hati yang keruh” (HR Muslim)

Shalat Subuh berjama’ah dan dzikir pagi akan kian meneguhkan semangat dan kebersihan hati yang telah “on” karena wudhu dan shalat malam.

Maka pagi hari, bersamaan dengan terbitnya matahari, kuatlah semangat baru seorang mukmin. Ia yakin, hari ini adalah hari kesuksesannya. Di dalamnya ada keberkahan. Di dalamnya ada rezeki yang telah Allah takdirkan. Di dalamnya ada pembelajaran yang membuatnya semakin dewasa dan matang. Ia memaknai hari baru sebagai halaman baru dari sebuah buku “success story” yang ia tulis dalam sejarah kehidupan. Semangat! [Muchlisin]

Melangkah masuk di ruangan kampus terlihat bunga kuning yang cerah, memancarkan energi positif dalam hari baru, setelah beberapa ujian yang terlewati, alhamdulillah ternyata ada secercah harapan baru..








READ MORE - Hari Baru semanagat baru

Rabu, 18 April 2018

Ingin Menulis Kembali

Di 2007-2008 saya memulai menulis lewat milis-milist, saat itu apa pun saya tulis mulai dari puisi, cerpen, pengalaman hidup,masalah sosial, dll, dengan menulis saya merasakan banyak pengalaman yang saya terima, mulai dari Diundang dalam acara inspirasi dari bapak Hindrangnata Nikolay pakar NLP, diundang sharing di Radio bersama Ibu Itje Guntur dan Bapak eryawan, memdapat kolom khusus di wikimu dari bapak eryawan, bertemu dengan sahabat-sahabat baru, hingga mengenal beberapa teman dari luar negeri yang ingin mendonasikan kepada anak-anak jalanan, dapat undangan mengisi ceramah di masjid di senayan ketika saya menulis tentang wanita berpakaian tetapi telanjang, Berkelanan dengan bapak Jonru Ginting, Bapak Mohammad Yunus, Eko Jalu Santoso, Agus Syafeii dan beberapa rekan motivator yang sangat luar biasa dan banyak hal lain nya yang di dapat dalam menulis.

Seperti hal yang wajar dan lumrah di satu sisi menulis memberi banyak manfaat, tetapi ada pula beberapa sahabat yang berpenilaian negatif terhadap kita, tetapi saya tidak mengambil pusing tentang hal itu, karena tujuan saya menulis hanya sebagai berbagi pengalaman, memberi beberapa opini, saya berfikir kalau tidak suka atau mengganggu ya sudah tidak usah dibaca saja tulisan saya, karena di dalam tulisan saya, saya tidak akan pernah menyerang orang, atau beropini negatif. karena keinginan saya untuk berbagi hal positif dan memberi motivasi kepada sahabat yang membutuhkan, karena tulisan saya hanya tulisan sederhana tidak lah sehebat karya penulis-penulis handal.

Meskipun kita mencoba keras, tapi tetap saja tidak akan bisa. Karena pada hakikatnya ada saja orang yang tidak suka dengan tingkah laku kita. Tidak peduli apapun yang kita lakukan, takkan pernah membuatnya tersenyum. Maka, berhentilah mencoba membuat semua orang yang itu bahagia, ingat dunia hanya akan selalu diisi hal positif dan negatif, dan yang harus kita lakukan jika mendapat hal negatif harus lah di netralisir dengan fikiran positif kita agar tidak tertular tentang hal negatif tersebut, yang bisa kita lakukan hanyalah terus berfikir positif.

Setelah lama fakum dalam menulis, mba Maria Eugeny ardiwinata selalu memotivasi saya untuk kembali menulis, memang memulai sesuatu yang sudah lama terhenti itu berat, tetapi dalam beberapa hal sahabat saya itu selalu mendorong saya untuk terus menulis, makasih ya mba maria. mengutip perkataan seorang dosen kuliah, manusia ada saat berfirikir, maka dalam menulis kita dilatih untuk berfikir dan seperti yang kita ketahui sejarah dimulai pada saat manusia mengenal tulisan, maka bagi kawan-kawan yang ingin menulis segera lakukan, mulailah dengan menulis hal kecil, karena sebuah langkah besar selalu di awali dengan sebuah langkah awal. terkadang kegagalan dalam menulis karena kita malas mencoba dan kita terlalu memberi batasan-batas terhadap apa yang akan kita tulis.

Kepada sahabat yang fasih dalam menulis status di facebook, Path, Twitter, itu adalah sebuah tulisan juga, mengapa tidak di kembangkan maka anda akan mendapat banyak pengalaman. Menulislah bukan karena kita sudah lebih banyak ilmu dari orang lain, tetapi menulis merupakan upaya untuk mengingat ilmu atau pengalaman yang telah kita peroleh. Mencatatnya agar dapat kita baca kembali ketika ingatan kita mulai memudar. Menulis bukan terbatas mengungkapkan isi kepala, namun menguraikan isi hati. Harapan saya ketika menulis adalah semoga tulisan saya menjadi jejak yang bermanfaat bagi orang lain, menjadi media yang ikut berkontribusi untuk perubahan yang lebih baik. MEnulis juga mengajarkan kita tawadhu dan menghargai hasil karya orang lain, serta dalam islam dikatakan 3 amal yang tidak akan putus salah satunya adalah ilmu bermanfaat, Dan semoga apa yang saya tulis bermanfaat, dan menjadi ladang pahala saya ketika mungkin saya sudah meninggal. Menjadi sebuah amal jariiyah yang pahalanya terus mengalir. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.
READ MORE - Ingin Menulis Kembali

Selasa, 17 April 2018

Alhamdulillah Dapat ujian..

Saya akhir-akhir ini mengalami berbagai macam musibah yang beruntun dari Lift yang jatuh, Sakit, kehilangan sesuatu tapi dibalik semua ini saya ikhlas Ada kekuatan yang jauh lebih besar yang mengatur datangnya berbagai musibah ini agar saya merenung dan instropeksi akan keagungan kekuatan-Nya yang dahsyat. Sesungguhnya TUhan Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan-Nya. Allah Ta’ala Mengingatkan Saya dari  perbuatan yang dilarang Allah SWT.

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 155-157)

Kalimat diatas (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) merupakan obat paling mujarab dan paling  bermanfaat bagi orang yang tertimpa musibah, baik didunia maupun diakhiratnya. Kalimat diatas mengandung dua prinsip agung, jika seseorang hamba benar-benar memahami kedua prinsip itu, ia akan terhibur dari musibah yang menimpanya.

Bahwa seorang hamba beserta keluarga dan hartanya benar-benar merupakan milik Allah Ta’ala. Milik Allah itu jelas diserahkan kepada hamba sebagai pinjaman, maka jika Allah mengambil kembali pinjaman itu darinya, kedudukannya seperti pemberi pinjaman yang mengambil barang yang dipinjam.

Tempat kembali seorang hamba adalah Allah, tuannya yang sejati. Ia pasti meninggalkan dunia dibelakangnya dan menghadap Rabb-nya seorang diri, sebagaimana ketika pertama kali ia diciptakan-Nya, tanpa ditemani keluarga, harta dan kerabatnya, melainkan hanya ditemani oleh amal kebajikan dan amal kejahatan. Jika demikian asal muasal seorang hamba, apa yang ditinggalkannya dan akhir hidupnya, bagaimana ia bisa bergembira dengan sesuatu yang ada atau berduka atas segala sesuatu yang tiada. Jadi, berpikir tentang asal muasal dan akhir kehidupan merupakan terapi paling mujarab terhadap penyakit ini.Kita perlu melakukan instrospeksi terhadap diri kita sendiri, mungkin musibah yang terjadi selama ini disebabkan dosa-dosa yang kita perbuat.

Musibah dan kekecewaan tidak mesti diratapi terlalu lama. Sering kali kita harus bersyukur bahwa musibah memang membawa kekecewaan hidup, tetapi pada saat bersamaan kita bisa merasakan adanya kedekatan khusus diri kita dengan Tuhan. Sering kali justru rasa kedekatan itu lebih menonjol ketimbang rasa kekecewaan itu. Ini artinya, musibah membawa nikmat dan betul-betul musibah terasa sebagai “surat cinta” Tuhan kepada kekasih-Nya.

Ikhlas yang sesungguhnya memberikan rasa optimistis ke dalam diri setiap orang. Orang yang menjalani keikhlasan penuh tidak akan pernah merasa sedih, sakit, lelah, dan kecewa karena semua yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Alhamdulillah Musibah.

READ MORE - Alhamdulillah Dapat ujian..

Selasa, 05 Desember 2017

Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan Transformasional

Pembicaraan mengenai organisasi tidak akan terlepas dari konsepsi kepemimpinan Apakah Anda pernah berada dalam sebuah kelompok yang mana seseorang mengambil alih situasi dengan menyampaikan visi yang jelas dari tujuan kelompok tersebut, yang memiliki semangat untuk pekerjaannya, dan memiliki kemampuan untuk membuat kelompok merasa lebih semangat dan energic? Orang ini mungkin saja apa yang disebut pemimpin transformasional.

Definisi kepemimpinan, menurut Terry (Kartono 1998 : 38) Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Menurut Ordway Teod dalam bukunya ”The Art Of Leadership” (Kartono 1998 : 38). Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Konsep kepemimpinan transformasional awalnya diperkenalkan oleh ahli kepemimpinan dan penulis biografi presiden James MacGregor Burns. Menurut Burns, kepemimpinan transformasional dapat dilihat ketika "para pemimpin dan pengikut membuat satu sama lain untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi dengan moral dan motivasi." Melalui kekuatan visi dan kepribadian mereka, pemimpin transformasional mampu menginspirasi pengikut untuk mengubah harapan, persepsi, dan motivasi untuk bekerja menuju tujuan bersama. Kemudian, peneliti Bernard M. Bass Memperluas ide asli Burns untuk mengembangkan apa yang sekarang disebut sebagai Bass 'Teori Kepemimpinan Transformasional.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.

Menurut O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.

Young dalam Kartono (1998) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa esensi kepemimpinan adalah upaya seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan olehnya. Dalam rangka mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin mempunyai banyak pilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakannya. Salah satu gaya kepemimpinan yang relatif populer adalah kepemimpinan transformasional.
Konsepsi Kepemimpinan Transformasional
Konsepsi kepemimpinan transformasional pertama kali dikemukakan oleh James McGregor Burns. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan transformasional, Bernard Bass (Stone et al, 2004) mengatakan sebagai berikut: “Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shared”. Selanjutnya, secara operasional Bernard Bass (Gill et al, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan Tracy and Hinkin (Gill dkk, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “The process of influencing major changes in the attitudes and assumptions of organization members and building commitment for the organization’s mission or objectives”.
Dari beberapa pengertian tersebut kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.
Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan dengan gagasan perbaikan. Bass menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional akan tampak apabila seorang pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk:
1) Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
2) Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3) Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial yang lebih tinggi.
4) Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner.
kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transgformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa.
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan bukan didasarkan atas emosi kemanusiaan, keserakahan,kecemburuan, atau kebencian.
Tingkat sejauhmana seorang pemimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada pememimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.
Adapun, karakteristik kepemimpinan transformasional menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) adalah sebagai berikut:
(1) Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.
(2) Inspirational motivation
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.
(3) Intellectual stimulation
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif.
(4) Individualized consideration
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.


 kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok. kepemimpinan transformasionalmencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Pemimpin transformasional umumnya energik, antusias, dan penuh gairah. Tidak hanya para pemimpin ini memperhatikan dan terlibat dalam proses; mereka juga difokuskan untuk membantu setiap anggota kelompok untuk berhasil juga.
Pemimpin transformasional adalah mereka yang merangsang dan menginspirasi pengikut untuk kedua mencapai hasil yang luar biasa dan, dalam proses, mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka sendiri. Pemimpin transformasional membantu pengikut tumbuh dan berkembang menjadi pemimpin dengan menanggapi kebutuhan pengikut individu dengan memberdayakan mereka dan dengan menyelaraskan tujuan dan sasaran dari para pengikut individu, pemimpin, kelompok, dan organisasi yang lebih besar. "
Komponen Gaya Kepemimpinan Transformasional
Sebuah gaya kepemimpinan bisa dikatakan sebagai gaya kepemimpinan yang transformasional apabila memiliki beberapa komponen tertentu. Berikut ini adalah beberapa komponen dari gaya kepemimpinan transformasional:
Karisma

Karisma merupakan komponen pertama yang harus muncul dalam gaya kepemimpinan seorang leader / pemimpin. Karisma merupakan hal yang dapat mempengaruhi orang lain dan mampu untuk memperoleh rasa cinta dari anak buah dan membuat anak buah menjadi percaya diri dan saling percaya terhadap pemimpinnya.
Karisma dapat ditunjukkan dengan sikap pemimpin yang percaya dirinya tinggi, idealisme kuat, dan juga memiliki keyakinan yang kuat dan juga matang. Hal ini akan membuat gaya kepemimpinan yang transformasional akan berjalan dengan efektif.
Pertimbangan Individual

Gaya kepemimpinan transformasional sangat mengutamakan pertimbangan individual, yang merupakan perilaku yang bersahabat, saling adanya kepercayaan, saling menghormati, dan hubungan yang sangat hangat di dalam kerja sama antara pemimpin dengan anggota kelompok.
Stimulasi Intelektual

Stimulasi intelektual merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam menciptakan, menafsirkan dan mengelaborasi simbol yang muncul dalam kehidupan, dan mengajak bawahan untuk berpikir dengan cara-cara benar. Hal ini berkaitan dengan inovasi, profesionalisme, dan pengembangan ide-ide baru yang berkaitan dengan bawahan dan juga organisasi.

Para peneliti telah menemukan bahwa gaya kepemimpinan ini dapat memiliki efek positif pada kelompok. "Bukti Penelitian jelas menunjukkan bahwa kelompok yang dipimpin oleh pemimpin transformasional memiliki tingkat lebih tinggi dari kinerja dan kepuasan dibandingkan dari kelompok yang dipimpin oleh jenis lain dari pemimpin," jelas psikolog dan ahli pimpinan Ronald E. Riggio dalam sebuah artikel yang muncul di situs Today Psikologi. Pasalnya, ia menyarankan, adalah bahwa pemimpin transformasional percaya bahwa para pengikut mereka dapat melakukan yang terbaik, anggota kelompok yang mengarah ke merasa terinspirasi dan diberdayakan.
Contoh Pemimpin nasional yang tranformational

Sosok Jokowi adalah figure yang cerdas, dan pandai dalam memimpin kota Solo dan Jakarta sebagai Ibukota Negara yang cukup rumit, kompleks dalam segala konstelasi ekonomi, politik, sosial, agama, kemanan, dan etnis. Namun Model kepemimpinan transfomasional. kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk mempengaruhi anak buahnya, sehingga mereka akan percaya, meneladani, dan menghormatinya.

Kompetensi transformasional seorang pemimpin mungkin dapat diukur dari kemampuannya dalam membangun sinergi dari seluruh pegawai melalui pengaruh dan kewenangannya sehingga lebih berhasil dalam mencapai visi dan misi organisasinya. Inilah yang didopsi oleh Jokowi dengan dicampur dengan model kepemimpinan budaya Jawa, lesehan,berani, moralis, demokratis, dan karismatis, sehingga beliau disegani, disayangi, dihormati oleh rakyatnya.
Gaya kepemimpinan seperti inilah sekarang yang diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, semua masyarakat menanti pemimpin negeri ini dimasa pasca Susilo Bambang Yudhoyono, bisa lebih memposisikan sebagai pemimpin yang multi Jokowi saat ini agar bangsa ini semakin menjadi negeri yang terhomat dimata rakyat, dan bangsa lain di dunia ini. Sebagai ekspektasi yang tidak boleh putus asa.
READ MORE - Kepemimpinan Transformasional