Minggu, 20 November 2011

Mungkin Saya Akan Mati hari Ini

Dalam Minggu Kemarin ada beberapa kejadian yang membuat saya berfikir apa yang saya sudah lakukan dalam mengisi hidup ini sudah benar atau tidak , yang pertama Kematian Orang tua (Ayah) sahabat saya seorang Motivator Bapak Eko jalu santoso, Yang kedua Kematian Sahabat saya seorang driver di Kantor Karena Terkena kanker Prostat, Yang ketiga Kematian Sahabat Karib saya sewaktu SD, Bapak Sumartono.

Kematian Sumar/ Sumartono, saya sudah sangat lama tidak berjumpa dengan beliau, perjumpaan saya diawali, Pak Sumar, sering mendapat email dari saya dari milist, dan sebulan lalu, beliau mencoba mengirim email kepada saya, setelah bercerita panjang lebar, ternyata beliau adalah sahabat satu bangku saya pada saat saya SD. saya sangat bergembira karena telah berjumpa dengan beliau, sudah 3 kali kami melakukan pertemuan di daerah Depok.

Yang sangat memukul perasaan saya adalah, perjumpaan denganya terakhir adalah Kemarin hari selasa, dan saya sempat di traktir di sebuah tempat makan masakan padang, sesuatu yang terjadi saat saya di traktir adalah ketika seorang pengemis sepasang manula tua datang sahabat saya tersebut memberi uang RP 200.000, sungguh saya terkejut, jujur saja saya tidak pernah memberi pengemis itu sebanyak itu. ketika saya tanyakan untuk apa kamu memberi uang sebanyak itu kepada pengemis itu, jawabnya saya ingin sedekah kebetulan saya habis dapat rejeki ujarnya kala itu, Disambung lagi dengan tawanya dia berkata, lagian ngapain sih mesti pelit, rejekikan dari Allah, saya tidak tahu kapan saya mati, bisa saja saya mati sekarang atau habis makan ini. dan kamipun hanya tertawa bersama.

Saya tidak menyadari perkataanya itu sebagai tanda perpisahanya, kemarin sore hari rabu pulang bekerja ketika di bus jemputan HP saya berbunyi, ternyata SMS datang dari Sahabat lainya memberitahukan bahwa sahabat saya itu meninggal tertabrak Mobil "inalilahi wa' inaillaihi rojiun " sahabat saya berpulang ke Sang pencipta, dan saya sempatkan pagi ini untuk Megebumikan Jenazah Beliau. Sungguh tidak saya sangka baru 1 hari bertemu dan berbincang besoknya sahabat saya telah berpulang ke Rahmatullah.

Semalaman saya terjaga menangis sejadinya mendoakan sahabat dan Memikirkan kekhilafan dan memohonkan ampun kepada-Nya atas semua yang saya lakukan. saya sadar kematian ternyata bisa datang kapan kun, kepada siapapun, dan Dimanapun. Saya terlalu sering lupa berlutut dan bermunajat kepada Allah di hadapan-Nya, padahal saya sadar Allah senantiasa menghulurkan tangan-Nya untuk hamba yang banyak salah dan dosa ini.

Telah banyak kematian yang bisa dijadikan pelajaran tapi saya sering khilaf dan melakukan banyak dosa, dalam munajat itu terbayang banyaknya dosa yang saya lakukan, dan terpikir apa yang telah saya persiapkan untuk mati. sedangkan dosa saya selalu bertumbuh setiap harinya, mungkin saya pernah menyinggung perasaan sahabat satu kantor,Sahabat milist,mungkin saya juga pernah lupa terhadap janji yang saya buat, atau mungkin ada hutang-hutang yang belum terbayar, Atau atas kesombong-kesombongan yang ada pada diri saya.

Dalam munajat ini hati ini saya terus bertanya kapan waktu saya akan tiba untuk menghadap kepadanya, Apakah besok pagi, atau Lusa, Walau saya tidak tahu kapan waktunya, tapi saya akan segera menghadap untuk mempertanggung jawabkan kehidupan yang telah saya jalani, Menjawab itu seakan saya tidak pernah siap untuk mempertanggung jawabkan semua yang saya lakukan, masih sedikit amal yang saya perbuat ya tuhan, bila waktunya tiba mungkin sebentar lagi kematian akan menjemput saya, maka celakalah saya.

Allah Yang Maha Ahung, Sungguh, malam ini saya masih ingin menhirup Udara esok pagi, saya masih ingin bertemu dengan Sahabat-sahabat semua, Saya masih ingin terus mengapdi kepadamu denngan keikhlasan, Ya Allah teruslah beri petunjuk hamba mu yang sering lalai ini.

Ya Allah, Saya yakin dan Pasti engkaulah maha tahu, tahu yang tersirat dan tersurat, tahu yang tersembunyi atau yang tampak, Malam ini biarkan Saya terus menangis menyesali kehidupanku yang belum banyak berbuat di jalanmu, Duhai Allah jadikan Saya kekasihmu yang selalu merasakan cinta mu yang tak pernah bertepi, dan aku Ucapkan Syukur yang tak terbatas atas yang kau berikan, walau kadang diri merasa terus kurang. Ya Allah Di Penghujung Malam mu ini Saya berserah diri dan ikhlas atas Qodo dan Qodhar yang kau berikan. karena aku tak bisa tahu sampai kapan nafas ini masih berhembus. Alhamdulillah Atas semua karunia mu ya Allah. karena saya tidak akan pernah tahu kapan aku mati. Mungkin saja saya akan mati hari ini. Terimakasih Allah telah Menyadarkan Saya dengan kepergian Sahabat saya Bapak Sumartono.

,Rabbi auzi'nii an asykura ni'matakallatii an'amta 'alayya wa'alaa waalidayya wa an a'mala shaalihan tardlohu wa adkhilnii bi rohmatika fi 'ibaadikash-sholihin. Irhamna Ya arhamarrohimiin.
"Ya Tuhanku, berilah aku kekuatan untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi, serta memasukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. Kasihilah kami wahai Yang Maha Penyayang. Amin.
Erwin Arianto

1 komentar:

Elye mengatakan...

jadi nangis eli bacanya..
kita tidak tau pasti kapan kita akan mati,sekarang,hari ini atau esok nanti..tapi satu yang pasti bahwa kita akan mati
selalu habiskan waktu tuk hal yang berguna atau kah membiarkan waktu habis dalam kesia2an

Posting Komentar