Minggu, 20 November 2011

masih adakah rasa empati itu dalam diri kita?!

Alhamdulillah saya mendapat kiriman berupa Tshirt dari seorang sahabat yang berada di Toronto-Canada, untuk diberikan pada anak-anak jalanan. Dan liburan kemarin saya telah mencoba mendistribusikan kaos di stasiun UI - Depok tersebut dengan menambahkan beberapa potong. sungguh bahagia melihat raut anak-anak jalanan saat menerima kaos pemberian saya, dengan berebutan mereka mengambil kaos tersebut. Allhamdulillah masih bisa berbuat baik. Ide ini tidak akan terlaksana jika sahabat saya tidak berempati dengan anak-anak jalanan tersebut. terimakasih ya Mba tita... atas idenya untuk melakukan bakti sosial seadanya tanpa publikasi.

Saat ini Dalam rimba modernitas sekarang ini, empati merupakan barang mahal yang cukup sulit didapat. Empati bukan hanya sekedar ikut merasakan, tetapi juga berbuat dengan tindakannya nyata. Didalam tataran praktis hal ini cukup sulit untuk dilakukan, karena, manusia-manusia modern terkurung oleh egonya. dan memberi empati sangatlah menyejukan jiwa.
Tidak mengherankan jika modernitas selalu penuh dengan parade depresi dan anomali. Kehidupan modern hampir identik dengan kehidupan yang tidak memiliki arah. hilangnya empati merupakan malapetaka besar bagi kehidupan manusia. Hilangnya empati berarti hilangnya kontak bathin antara jiwa-jiwa yang hidup. Dan jika dia (baca: Jiwa) tidak lagi hidup, kita tidak bisa mengatakan lain kecuali kematian. Konon nabi Muhammad pernah bersabda :"bukan termasuk golonganku orang yang tidak mempedulikan urusan saudaranya sesama muslim". Atau lebih jauh lagi "laa yu'minu ahadukum, hattaa yuhibbuu lii akhiih maa yuhibbu lii nafsihi", yang jika diartikan secara radikal berarti : solidaritas yang didasarkan atas empati dan kecintaan merupakan fondasi dari keimanan itu sendiri.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Empati berarti perasaan dimana kita ikut merasakan dan memahami orang lain. Atau lebih gampangnya empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa rasa empati adalah keharusan seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang

asa empati pada seseorang harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya. Misalnya saja mungkin yang terjadi pada diri saya atau anda pada waktu mengikuti perkuliahan di kampus, kita mungkin sering mengabaikan dosen yang menerangkan suatu mata kuliah tertentu dan asyik ngobrol dengan teman di sebelah kita karena mungkin kita merasa tidak mengerti apa yang dijelaskannya. Tapi, pernahkah kita berpikir bagaimana ya kalau kita menjadi dosen dan semua mahasiswanya ramai sendiri. Bagaimana perasaan kita??

Banyak segi positif bila kita berempati. Kita akan agresif dan senang membantu orang lain. Karena empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu.

rasa empati dapat kita lakukan asalkan kita mau, kapan saja dan dimana saja kita berada. Kita harus membiasakan dari hal-hal yang sederhana. Contoh ketika kita sedang makan dan di samping kita ada orang, maka kita coba untuk menawarkan makanan itu kepadanya (walaupun kita cuma nawarin saja) tapi dengan begitu kita biasa berbagi dan peduli pada orang lain.

Mungkin hal-hal berikut ini dapat membantu kita untuk menumbuhkan rasa Empati itu, yaitu:
1. Jangan selalu berpikir "Mengapa sih kita harus berempati?" tapi kita harus berpikir "MENGAPA TIDAK KITA HARUS BEREMPATI, TOH NGGAK MERUGIKAN".
2. Jangan merasa derajat kita lebih tinggi dari orang lain, tetapi selalu ingat bahwa kehidupan itu seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.
3. Jangan kita memberikan perhatian atau bantuan hanya kepada orang yang menurut kita akan menguntungkan kita saja.
4. Janganlah selalu jalan-jalan ke mal, cobalah jalan-jalan ke tempat di mana banyak orang susah yang berkumpul di sana. Dengan itu kita akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia.
5. Selalu tebarkan senyum kepada orang lain tapi jangan kebanyakan.
Jadi sebagai makhluk sosial sangatlah penting bagi kita untuk memiliki rasa empati kepada orang lain. Jadilah emas dimanapun kita berada, bila kita memang emas.
6. Dengar curhat
Biasakan mendengarkan curhatan atau cerota orang sampai habis dan penuh perhatian. Semakin banyak mendengar cerita, masalah dan perasaan orang lain maka perasaan kita akan semakin kaya dan pada akhirnya bisa semakin tau cara memahami masalah dan perasaan orang lain.

Hal ini dapat mendorong kita meLakukan ha Nyata Bahwa Kita Ber-empati

1. Apa akibatnya
Coba pikirkan perilaku dan perkataan kita ke orang lain sebelum kita melakukannya atau mengucapkannya. Apakah akan menyakitinya, apakah cukup bijak dll.

2. Adil
Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri malasa atau tidak melakukannya. Misal menyuruh orang lain untuk berjualan door to door padahal kita sendiri malas melakukannya, maka jangan menyuruh seperti itu.

3. Kasih bantuan
Bari aksi nyata dengan menanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu seseorang. Jika tidak bisa memberikan apa yang diminta cari alternatif lain atau menanyakan apakah ada orang lain yang juga bisa ikut membantu.

Marilah kita asah selalu rasa empati kita. Bukan bermaksud riya bahwa kita telah memilikinya dan kita berjiwa sok sosial namun siapa tau suatu saat kitalah yang mengalami posisi yang sama sulitnya dan tanpa disangka karena kita sudah ber-empati maka akan ada yang ber-empati balik tanpa kita harapkanpun.

Semakin lama semakin sulit mendapatkan ketulusan, semakin lama semakin mahal untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa saling mengerti. Zaman kiwari orang koq seperti terhanyut dalam budaya tampak luar. Tak menghargai apa yang berada di dalam sanubari tiap manusia. tidak usah kita menyalahkan orang lain cobalah tanya dalam diri kita, masih adakah rasa empati itu dalam diri kita?!

Mampir yuk ke : http://catatan-erwin.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar