Selasa, 04 Mei 2010

Ketika Kita Kehilangan Sesuatu

Ketika Kita Kehilangan Sesuatu


Sedihnya jika kita kehilangan atas sesuatu yang sangat berharga atas apa yang kita miliki, Saat ini saat saya diuji oleh tuhan atas kehilangan Kakek ku tercinta, Bunga adenium ku, sesorang yang mengaku cinta dan kupilih untuk dicintai menghilang pergi. Wajarkah saya merasa sedih¡ÄSedihnya jika kita kehilangan atas sesuatu yang sangat berharga atas apa yang kita miliki, Saat ini saat saya diuji oleh tuhan atas kehilangan Kakek ku tercinta, Bunga adenium ku, sesorang yang mengaku cinta dan kupilih untuk dicintai menghilang pergi. Wajarkah saya merasa sedih.

Sedihnya jika kita kehilangan atas sesuatu yang sangat berharga atas apa yang kita miliki, Saat ini saat saya diuji oleh tuhan atas kehilangan Kakek ku tercinta, Bunga adenium ku, sesorang yang mengaku cinta dan kupilih untuk dicintai menghilang pergi. Wajarkah saya merasa sedih Kehidupan terus berputar terkadang kita merasa sangat gembira atas sesuatu yang kita dapat, merasa gembira saat cita-cita kita berhasil kita wujudkan seperti keberhasilan meraih posisi di kantor, mendapat rezeki tidak terduka, cinta kita bersambut atas seseorang yang kita cintai. Wajarkah kita
gembira¡Ä.

Terkadaang kita merasa sombong atas beberapa hal suatu sukses yang kita raih, atas harta yang kita miliki, atas ilmu yang kita punya, atas paras yang cantik dan tampan, status social kita yang tinggi, atas jabatan yang kita miliki. Wajarkah kita sombong¡Ä..

Kita juga mengumbar kemarahan atas beberapa hal kendaraan kita ditabrak kendaraan lain, ketika anak buah kita tidak bisa bekerja dengan benar, ketika kita dibohongi, ketika kita tersakiti.ketika kita tidak bisa meraih sukses. Wajarkah kita marah.

Tuhan menciptakan hawa nafsu, perasaan. Tapi tuhan tidak memberi semua dari kita untuk dapat mengendalikan perasaan dan hawa nafsu. Perasaan yang kita tujuan untuk kebaikan akan mendatangkan rahmat dan anugrah. Tapi sebaliknya perasaan yang kita umbar akan menyebabkan musibah yang luar biasa.

Pengendalian diri adalah salah satu kunci agar kita dapat hidup bahagia, dan belajar menerima yang telah kita miliki adalah kunci menuju kenyaman hidup.Saya sering berfikir untuk apa saya hidup¡Ä. Apakah untuk mengejar harta,jabatan, popularitas, apa yang saya cari di dunia ini¡Ä.

Tapi jujur sebagai manusia yang memiliki rasa dan hawa nafsu ingin rasanya saya memiliki harta, jabatan, istri, dan semua pernak-pernik dunia, perasaan takut untuk hidup sengsara dalam dunia sering menghantui fikiran lemah ini.

Ketika saya menjenguk kakek saya jam 20.30 yang dirumah sakit saya lihat dia masih memiliki nyawa dan keinginan, saya cium tangan sebagai tanda bakti saya kepadanya dan harapan dunia inginkan kakek saya sembuh¡Ä agar bisa berbagi rasa kepada saya. Tetapi kekuatan sang pencipta berkata lain.
jam kemudian tepatnya pukul 22.30 nyawanya telah pergi hilang. (Depok. 8 agustus
2007)

Saya melihat seorang yang saya cintai pergi walau jasadnya masih di samping saya, tetapi ada yang hilang, jasad disamping saya sudah tidak memiliki keinginan untuk sukses, untuk marah, untuk menangis, untuk meraih harta dunia, untuk bertemu dengan orang terkasihnya.

Hati dan logika saya bertanya inikah akhir dari sebuah perjalan panjang manusia¡Ä. Yang memiliki hawa nafsu, ambisi, perasaan baik, perasaan jahat. Setelah nyawa hilang manusia hanyalah tinggal seonggok tulang dan daging tanpa daya yang dimiliki, saat itu perasaan takut saya kepada sang pencipta¡Ä. Allahu akbar¡Ä betapa hebatnya kekuasaan tuhan¡Ä.Saat kita tak bernyawa, untuk melakukan ritual kematianpun manusia tidak bisa melakukan sendiri, dan terbersit dalam pikiran saya, kenapa manusia harus sombong¡Ä kenapa manusia harus serakah, kenapa manusia harus egois karena semua tidak ada gunanya jika nyawa telah berpisah dengan raga Apakah harta kita yang kita kumpulkan dalam hidup kita bawa saat kita meninggal. Apakah jabatan kita terbawa saat kita meninggal apakah kesombongan kita mengikuti kita dalam kematian¡Ä.. ternyata tidak¡Ä.

Kita meninggal tidak membawa apa-apa seperti saat kita di lahirkan dalam keadaan
telanjang. Jadi apakah akan saya teruskan kelakuan saya yang sering egois, kengutamakan keduniawian, dan seperti saya tak akan pernah mati¡Ä. Terlalu larus dalam ambisi meraih sukses¡Ä terlalu larut dalam mengjar harta¡Ä. Terlalu
larut dalam mengejar jabatan¡Ä. Terlalu mengumbar amarah, mengumbar kesombongan
dengan berharap saya tidak akan pernah mati¡Ä.

Dan saya pun tersadar kita membutuhkan kehidupan dunia, tapi kebutuhan akhirat lebih penting, karena pernak-pernik dunia tidak akan terbawa saat kita mati. Maka hidup lah seimbang antara dunia dan akhirat¡Ä bagai mana dengan anda¡Ä. Apakah anda dengan ngotot terus mengejar keinginan dunia hanya untuk mendapat penilaian sesaat manusia¡Ä karena anda adalah seorang manager, seorang direktur, seorang pimpinan, seorang president¡Ä. Semua jawaban tergantung dari anda dan saya tidak menyalahkan atau menyarankan anda berhenti mengejar kehidupan dunia¡Ä.

Tetapi alangkah mulianya kita jika kita bisa mengisi kehidupan dunia dengan bijak dan tidak melupakan kehidupan setelah kita meninggal dunia¡Ä. Saya hanya coba mengingatkan dan mengajak semua rekan ku yang saya sayangi¡Ä mari kita ingat mati.. dan jangan terlalu serakah dengan kehidupan dunia yang hanya sesaat¡Ä karena kematian adalah hal yang terdekat pada manusia. Bisa saat ini anda sehat, 1 detik kemudian anda berjalan dan jatuh, terus anda meninggal¡Ä. Saat ini anda terganteng dan tercantik, satu detik kemudian anda terkurungd dalam suatu kebakaran dan anda terjebak dan meninggal terbakar, anda mempunyai kendaraan mewah, satu detik kemudian anda tertabrak atau menabrak dan meninggal.

Siapkah anda melepas kehidupan dunia sewaktu-waktu¡Ä jawabnya harus siap karena tidak ada kompromi, jadi mari kita ciptakan kehidupan yang baik manusiawi, berbakti kepada agama, berguna bagi masyarakat. Dalam islam terdapat suatu petunjuk hidup " tak akan sempurna kehidupan seorang muslim, kecuali dengan memikirkan kepentingan orang lain". Jadi mari kita bekerjasama, toleransi, saling membantu, bersikap ramah, kepada semua untuk menciptakan kehidupan yang baik di dunia dan mendapat rahmat sang pencipta.

" Mendapat penilaian sukses dari manusia adalah penting, tetapi mendapat penilaian sukses dari tuhan yang maha pencipta adalah segalanya "

Depok. 8 agustus 2007, 21:57 am


--
Best Regard
Erwin Arianto,SE

0 komentar:

Posting Komentar